Langsung ke konten utama

Tengah malam 24 agustus 2024 si penulis harus tidur, karna pagi nya harus menjadi rakyat



Awalnya. Minggu ini si penulis akan menulis mengenai meditasi yang beberapa tahun kebelakang menarik perhatian nya

Tapi tidak


ada yang lebih urgen


Selain susah nya hadir penuh di masa sekarang karna distraksi akan masa datang yang menjadi kecamuk takut


Susah nya juga menjadi orang miskin di negeri ini, umr umr yang kita dapatkan masih harus di sunat 50% nya bahkan 70% nya untuk subsidi bahan bakar, karna dari awal bahan bakar di atur sudah di salurkan ke kendaraan kendaraan pribadi, (tidak mengelola angkutan umum secara brutal dan besar besaran)


Lalu


Jika angkutan umum di kelola, dealer dealer asal negara sebrang tak kebagian komisi, negara tak kebagian investasi


Teman teman ku sekalian yang berusaha menghemat dengan memangkas uang makan, dan uang kualitas hidup lain nya


Tapi tetap menaruh paling atas dana mobilitas yang patungan dengan subsidi (kabarnya)


Kata kata subsidi menjadi konotasi jika yang memberi subsidi lebih banyak berkorban, lalu yang di subsidi patutnya berterimakasih dengan besar


(Tuhan tertawa)


Lalu apa hubungan nya dengan kejadian hari ini


Hubungan nya. Apa apa yang di sah kan akan memperparah satu dari. Bukan. Maksud saya setengah dari kejadian yang saya sebutkan di atas


Tetangga kita yang mencari opsi beras murah (agar tetap makan 3 kali sehari) mungkin tahun depan sudah makan 2 kali sehari. Tapi tenang. Jika di sah kan. 


Teman kita yang makan dua kali sehari, tahun depan mungkin sehari sekali, atau seperti penulis di awal awal tahun sehari makan sehari tidak, puasa daud alasan nya, tapi tenang, jika di sah kan


Orang tua orang tua akan datang yang hari ini menaruh harap harap anak mereka di bangku sekolah, mungkin tahun depan tak ada harap karna para pengajar kejar kejaran harus mengajar atau lapar, karna kabarnya satu bulan gaji setara 1 potong roti


Tapi tenang teman teman jika di sah kan


Si penulis harus tidur, besok, seperti biasa menempuh puluhan kilometer, si penulis mengumpulkan energi, besok pesimis lagi. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Selain segelas kopi. Ruang kumuh juga membuat mu penuh.

            Ruang hidup ku yang ku kutuk karna terlalu panas, terlalu banyak cahaya matahari masuk, terlalu lelah dibersihkan. Menyita banyak waktu. Merenggut banyak hari. Dipatahkan dengan kunjungan ku ke kediaman ibu ini. Kasur yang beliau duduki salah satu tempat aman nya, semoga juga nyaman, sambil memutar ayat suci alquran di pengeras suara, harap harap nya bisa ku rasakan sebelum semakin jauh aku masuk kerumah nya. Perasaan apa ini?                Percayalah, jika kita menganggap hati kita penuh hanya jika sudah tercapai nya mimpi mimpi kita, hati kita penuh hanya jika sudah memuncak karir kita. Atau. Hati kita penuh setelah berhasil menikah, tidak hanya itu, manusia manusia di gang gang kumuh yang perlu uang kopi mu dapat menukar nya. 

Rini Mei dan angin Takisung

  Kadang kita bertiga anak kecil naif yang berjalan di kubang lumpur kesalahan dan tidak sadar, kadang nyaring tangisan lebih sering kami bagi dari tawa itu sendiri, salah pijak langkah nya Rini, Mei dan tentu aku, membawa kami ke ruang yang sama, ruang yang boleh jadi apapun bahkan tukang salah sekalipun, setelah itu kami rayakan di coffeeshop atau toko kue untuk saling bilang “hey, aku hidup”. Di 8 tahun terakhir ini, selain kiriman video yang lewat, saling memberi tanda suka menjadi cukup karna masing kami harus mulai mengisi perut sendiri. Benar saja, kegiatan mengisi perut mengantarkan Rini pada rumah baru nga, dan Mei pada gelar pendidikan kedua nya. Ini gila, bagaimana jalan sepanjang itu, sedikit demi sedikit mereka gapai ditengah beling kaca telapak kaki nya, bagaimana bisa tidak tidur tiap malam dan bangun tiap pagi, bertahun mereka lakukan. Sudah 8 taun lama nya, kami masih sering bertanya “what if” bagaimana jika dibelakang aku berlaku seperti ini ya? Bagaimana jika aku...