dari semua ini bermula, saya
juga pernah ada di fase takut, takut dalam artian, banyak mikir, makin kesini
kadang terlalu banyak mikir itu juga ga baik, yang baik itu don’t think and go
now or never, take it or leave it, kata kata itu selalu berhasil membuat saya
yakin, ketika saya ragu atau ga tau mau ngapain di tempat tujuan, tapi juga
berkali kali ke tidak tahuan saya yang membawa saya pada tujuan tujuan sekarang
ini.
Jogjakarta adalah tempat
pertama yang membuat saya jatuh cinta dengan traveling, sampai pada akhrinya
membawa rasa penasaran ke tempat tempat baru, mulai terdoktrin semakin tidak
tersekpos tempat itu pasti semakin banyak yang bisa di ceritakan, beberapa hari
di jogja sama seperti orang pada umumnya, ekplore tempat wisata, dan kegiatan
membosankan lainnya, semakin kesini mulai mendalami ternyata ada beberapa jenis
traveler, oknum mengelompokan mereka dengan sebutan traveler berbudget banyak
yang jalan jalan dengan segala macam kesiapannya, dan traveler berbudget minim yang
sering kita sebut backpacker, sampai sekarang kenapa style backpacker berhasil
membuat saya selalu ingin mencoba, karna saya di tuntut harus bisa memanage
uang, waktu dan di paksa survive, survive adalah satu kata yang selalu berhasil
membuat saya tiba tiba packing, menurut pengalaman saya kenapa backpacker lebih
sering banyak ceritanya, karna untuk menuju suatu tempat mereka perlu
perjuangan ekstra, atau “gak instan” pada akhirnya semua itu mengajarkan kalo
hidup tentang perjalanan, jangan putus asa jika belum sampai.
Setelah dari Jogjakarta saya
mulai berpikir dan merencanakan perjalanan selanjutnya, pulang ke Banjarmasin untuk
menyusun strategi, tujuan saya kemudian Bali, bagaimana caranya dengan sedikit
uang dan rasa percaya diri yang banyak saya harus bisa duduk di kute sambil liat
sunset sampe bosen, saya mulai baca baca blog dan artikel tentang dunia
pertravelingan dan sampai sekarang topik ini selalu berhasil mencuri perhatian
saya, kemudian saya menemukan satu style bepergian yang sampai saat ini masih
saya terapkan, yaitu hitchhiking atau nebeng, istilah ini sudah sangat sering di
pakai di negara barat, tapi juga tidak asing untuk para pejalan, cara ini
selalu berhasil membuat saya menekan budget selama traveling, menurut
pengalaman saya, saya pernah nomad life selama kurang lebih 1 bulan di Nusa Tenggara Timur hanya menghabiskan uang 1 juta 500 dari Banjarmasin sampai Ende Flores Nusa Tenggara Timur, ini juga tidak lepas dari hitchhiking, selain dari Jogjakarta
ke Dieng 0 rupiah track record hitchhiking saya pernah melewati 3 pulau dan
tidak mengeluarkan uang sepeserpun, dari Labuan bajo, Bima kemudian melewati Sumbawa
dan berakhir di Lombok, semua ini berawal teman ngobrol saya di atas kapal dari Labuan Bajo menuju Bima, mungkin
orang orang di dalam kapal yang di dominasi masyarakat NTT dan NTB asing melihat
saya, cewe sendirian, bawa tas besar dan lusuh, kemudian ada beberapa orang
yang menghampiri saya dan mengajak ngobrol, saya sambut baik dan kami ngobrol
panjang lebar, padahal kondisi saya sangat lelah, di penghujung obrolan mereka
menawarkan tumpangan sampai Lombok, tanpa pikir panjang saya iyakan, di
perjalanan kami berbagi pengalaman, mereka sangat antusias mendengar perjalanan
saya selama ini, sampai salah satu dari mereka tinggal berbulan bulan di Lombok
dan yang lain melanjutkan perjalanan ke Jakarta,namanya bang alex, yang skip
melanjutkan kerja di Jakarta, memilih tinggal di gili trawangan dan bekerja di
sana karna tertarik hidup nomaden seperti cerita saya, berbulan bulan bang alex
di gili trawangan, setiap hari dia bertemu dengan orang baru dari seluruh
dunia, beliau sesekali laporan ke saya dan berhasil membuat saya iri.
Track record nebeng antar
pulau saya tidak hanya itu, setiap kali pindah pulau saya selalu mencari supir
trak dan nego nebeng sampai masuk kapal, cara ini terbukti sangat bisa menekan
budget transportasi antar pulau, sejauh ini saya pernah mendapatkan harga 100
ribu nyebrang Banjarmasin-Surabaya, dan nebeng di darat saya biasanya gratis.
Hello kak!
BalasHapusPerkenalkan aku inka kak hehe.
Oh iya kak, barusan aku baca pengalaman kakak nih. Alhamdulillah aku tertarik jadi ingin backpackeran.
hi Inka :) salam kenal, wah keren niatnya, semoga cepat terealisasikan ya niat baiknya, jangan lupa kabar kabar kalo terdampar di suatu tempat
BalasHapus