Tidak ada sebab isi dan judul tersebut sama, tidak ada hubungan nya, tidak kamu temukan kenapa tambang nikel ikut ikutan aku renggut disini, pada pagi mendung hari raya kaum satu, dibuka nya kembali berita yang ia harap dengungnya baik, para pembela satu pelayan tuhan menentang satu lagi kepunyaan tuhan diujung timor, surga yang juga punya tuhan. Tapi uang masuknya bayar ke manusia. Pagi mendung tadi juga ditemukan suatu kabar, kabar para perkumpulan perempuan yang membuka ruang, satu yang lain saling berbicara saling mendengar, akrab ada tangis, gamang ada tawa, di dunia, maksud nya di negara yang harus jutaan kali lebih rajin para perempuan nya bangun lebih pagi karna harus grounding menyentuhkan kulit telapak kaki pada tanah ibu bumi, jika tidak emosi nya tidak stabil, pasangan nya, anaknya, saudara nya jadi sasaran samsak emosi, berkurang nilai mu satu hai perempuan, jika itu terjadi, harus sempurna kata satu sosial ber media dikte mu. Lalu siangan sedikit, olah raga jangan lupa, bentuk tubuh mu jangan melenceng dari asal. Tak ada istirahat, perempuan itu tawanan, bukan manusia, jangan asal ngomong. Lalu setelah olah raga makan mu harus kau jaga, yang sehat sehat, kulit mu organ terbesar yang jadi identitas mu, kau tidak di dunia apalagi disurga, kau di penjara, setelah itu otak mu harus kau makani minimal 1 hari 1 buku. Tak ada istirahat, istirahat dikuburan saja. Lalu perempuan yang harus makan dari kantong sendiri, jangan lupa setelah itu tetap bekerja, harus beriringan, tak ada tidur siang, jangan lupa pula, sudut sudut ruang kotor rumah tanggung jawab mu. Sial ! Inggid berseru, Inggid dilahirkan jadi perempuan, itu kutukan, baru ia sadari ketika usia produktif awal menyambangi, Inggid berharap datang lagi zaman nabi, yang membunuh bayi perempuan, biar tak ada susu, tak ada rahim, tak ada akar, tak ada bumi tak ada kami.
Komentar
Posting Komentar