2019 lalu sempat berkunjung ke NTT di paksa Yudis si pemilik nama instagram @kopipahit niatnya sendiri,tetapi Gian abangnya yudis kemudian bergabung, terbentuklah trio kami yang tidak perlu di beri nama saya tau sudah keren, perjalanan perdana tanpa rencana, berbekal kertas masing masing yang bernilai tidak genap sejuta, 900 pun tidak yakin, 700 ribu pun mengclaim nya saya tidak percaya diri, dengan masing masing carier yang jika di timbang beratnya melebihi dosa kami, tapi tidak lebih berat dari niat kami yang mau menginjakkan kaki di pulau padar, berenang di pink beach, lalu berburu salah satu keajaiban dunia yang tidak lain dan tidak bukan adalah Komodo.
Perjalanan saya dan Gian berawal dari Banjarmasin, kami harus menyusul Yudis terlebih dulu di Surabaya yang sedang backpackeran berbulan bulan di kota orang, dari Banjarmasin menggunakan kapal ke Surabaya, untuk tiket kapalnya sendiri sekitar 280 ribu, jika sedang beruntung terkadang kami dapat harga tiket 100 ribu, dengan cara nebeng truck pura pura jadi kenek truck, karna sedang sial kami ke gab petugas pelabuhan sebagai penumpang illegal, mau tidak mau harus turun dari truck lalu membeli tiket resmi, ini kali pertama perjalanan tidak lancar, dan setelah ini banyak perjalanan jika nyebrang pulau bareng Gian selalu ada kendala, terbentuklah jokes tongkrongan “jangan nyebrang pulau bareng Gian”.
Awalnya. Minggu ini si penulis akan menulis mengenai meditasi yang beberapa tahun kebelakang menarik perhatian nya Tapi tidak ada yang lebih urgen Selain susah nya hadir penuh di masa sekarang karna distraksi akan masa datang yang menjadi kecamuk takut Susah nya juga menjadi orang miskin di negeri ini, umr umr yang kita dapatkan masih harus di sunat 50% nya bahkan 70% nya untuk subsidi bahan bakar, karna dari awal bahan bakar di atur sudah di salurkan ke kendaraan kendaraan pribadi, (tidak mengelola angkutan umum secara brutal dan besar besaran) Lalu Jika angkutan umum di kelola, dealer dealer asal negara sebrang tak kebagian komisi, negara tak kebagian investasi Teman teman ku sekalian yang berusaha menghemat dengan memangkas uang makan, dan uang kualitas hidup lain nya Tapi tetap menaruh paling atas dana mobilitas yang patungan dengan subsidi (kabarnya) Kata kata subsidi menjadi konotasi jika yang memberi subsidi lebih banyak berkorban, lalu yang di subsidi patutnya berterimakasih de...
Pengalam yang didapat dalam perjalan ini tidak gambar...
BalasHapus